18 Feb 2012

Mengenal Ikan Hias Koi


Ikan Hias Koi pertama kali muncul sekitar 2500 tahun yang lalu dan pertama kali dibudidayakan pada tahun 1820 di Ojiya. Ikan Koi merupakan kerabat ikan mas atau ikan karper. Pada awalnya ikan koi merupakan ikan konsumsi. Namun,  kemudian berkembang menjadi ikan hias. Ikan koi memiliki bentuk tubuh yang menyerupai ikan mas, hanya saja ikan koi memiliki sisik yang berwarna-warni dengan berbagai jenis pola. Pola-pola tersebut diperoleh dari hasil persilangan berbagai macam koi, karena pada awalnya koi berwarna tunggal, yaitu hitam, putih, merah, kuning, keemasan, dan putih keperakan.

1.  Morfologi Ikan Hias Koi
Badan Koi berbentuk seperti torpedo dengan perangkat gerak berupa sirip. Siri-sirip yang melengkapi bentuk morfologi koi adalah sebuah sirip punggnung, sepasang sirip dada, sepasang sirip perut, sebuah sirip anus, dan sebuah sirip ekor.

Untuk bisa berfungsi sebagai alat bergerak, sirip ini terdiri atas, jari-jari keras, jari-jari lunak, dan selaput sirip. Jari-jari keras adalah jari sirip yang kaku dan patah jika dibengkokan. Sebaliknya, jari-jari lunak akan lentur dan tidak patah jika dibengkokan dan letaknya selalu di belakang jari-jari keras. Selaput sirip merupakan sayap yang memungkinkan koi mempunyai tenaga dorong yang lebih kuat ketika berenang.sirip punggnung mempunyai 3 jari-jari keras dan 20 jari-jari lunak. Siripperut hanya terdiri dari jari-jari lunak, sebanyak 9 buah. Sirip anus mempunyai 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak.

Badan koi tertutup selaput yang terdiri atas dua lapisan. Lapisan pertama terletak di luar, dikenal sebabgai lapisan epidermis. Sementara lapisan dalam disebut endodermis. Epidermis terdiri dari sel-sel getah yang menghasilkan lender (mucus) dipermukaan badan parasit yang menyerang koi. Lapisan endodermis terdiri dari serat=serat yang penuh dengan sel. Pangkal sisik dan urat-urat darah terdapat pada lapisan ini, juga sel warna.sel warna ini mempunyai corak yang sangat kompleks. Dengan cara kontraksi, sel ini memproduksi larutan dengan empat sel warna yang berbeda. Adapun keempat sel yang di produksinya adlah melanophore (hitam), xanthopore (kuning), erythropore (merah), dan guanaphore (putih).

Organ perasa dan system saraf mempunyai hubungan yang erat dengan penyusutan dan penyerapan sel-sel warna. Organ ini sangat reaktif dengan cahaya. Tempatnya di antara lapisan epidermis dan urat saraf jaringan lemak yang terletak di bawah sisik.

2.  Fisiologi Ikan Hias Koi
Koi merupakan hewan yang hidup di daerah beriklim sedang [ada perairan tawar. Koi bias hidup pada suhu 28 – 30o C. koi tidak tahan mengalami goncangan suhu drastis hingga 5o C dalam tempo singkatbisa menyebabkan koi kelabakan. Jika tubuhnya diselimuti lapisan putih hingga 7 o C, biasanya koi akan beristirahat di dasar kolam, statis.

Habitat aslinya memang air tawar, namun koi masih bertahan hidup pada air yang agak asin. Air yang mengandung sekitar 10 per mil (100/100) garam masih bias digunakan sebagai media hidup koi.
Koi jantan akan matang kelamin ketika umurnya mencapai 2 tahun. Sementara betina akan matang kelamin setahun lebih lambat, yaitu ketika berumur 3 tahun. Koi akan memijah setahun sekali. Musim kawinnya berlangsung pada bulan April hingga Juni. Berbeda dengan daerah yang mengalami empat musim, seperti Jepang, dikabarkan koi kawin setahun sekali. Di Indonesia yang terdiri dari dua musim, koi bias memijah sepanjang tahun.

Di kolam pemijahan, koi akan kawin pada pukul 16.00 hingga pagi hari. Telur-telur hasil pemijahan akan diletakkan di akar tanaman atau kakaban. Frekuensi pemijahan bias mencapai sebulan sekali. Pembuahan terjadi di luar tubuh induk betina. Induk betina akan mengeluarkan telurnya ketika dikejar induk jantan dan secepat itu pula induk jantan akan segera mengeluarkan sperma di atas telur telur tersebut. Telur bersifat menempel dan berbentuk bulat. Ukuran dan jumlah telur yang dihasilkan tergantung dari induknya. Diameter telur berkisar antara 2,1 – 2,6 mm. ketika pertama kali keluar, telur berwarna kuning cerah. Namun, warnanya kemudian akan berubah menjadi bening. Sekali memijah, seekor betina bias menghasilkan 200.000 – 400.000 butir telur.

Suhu air mempengaruhi kecepatan penetasan telur. Semakin tinggi suhu air, akan semakin capt pula telur menetas. Jika suhu air terlalu dingin, biasanya telur tidak menetas. Telur yang tidak juga bias disebabkan oleh serangan jamur karena terlalu lama berada dalam kolam. Pada suhu 25o C, telur akan menetas dalam tempo 48 – 60 jam. Sementara pada suhu 20 o C, telur baru akan menetas setelah 4 hari.

 Berat dan Panjang Badan Koi Berdasarkan Umur.
Umur (tahun)
Panjang (Cm)
Berat (g)
1
10 – 20
7,5 – 75
2
24 – 30
188 – 375
3
27 – 40
563 – 938
5
45 – 50
1.125 – 2.250
10
55 – 70
2.620 – 4.875

3.  Anatomi Ikan Hias Koi
Di dalam air, koi mampu mengenali pakannya, bahkan mancarinya di antara lumpur dan kotoran karena koi mempunyai organ penciuman yang sangat tajam. Organ pencium berupa dua pasang kumis yang berbeda disekitar mulutnya.

Mulut koi berukuran cukup besar dan uniknya dapat disembunyikan. Letaknya di ujung moncong (terminal). Air bersama-sama pakan memasuki rongga mulut. Pakan yang kecil langsung di telan, sedangkan air keluar lewat lubang insang setlah kepng-keping insang menyerap oksigen yang terdapat dalam air. Pakan masuk ke dalam kerongkongan yang sangat lebar, tetapi pendek. Dari kerongkongan, pakan dibawa langsung ke usus yang panjangnya 5 kali panjang tubuhnya.

Di dalam tubuh koi terdapat gelembung reang yang berguna untuk mengatur keseimbangan tubuh di dalam air. Di depan sirip anus, sesungguhnya terdapat juga lubang peranakan yang berhubungan dengan gonade yang menghasilkan sperma pada jantan dan sel telur pada betina. Selain itu, juga terdapat lubang kencing dan lubnag kotoran.


Penebar Swadaya, 2008, Heru Susanto, Panduan Memelihara Ikan Koi – Citra Aji Parama, 2006, Ir. Suryani, Budidaya Ikan Hias.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar